Langsung ke konten utama

Akal Sehat (?)



Eh jangan salah sangka, ini bukan tentang ungkapan yang disampaikan salah satu tokoh nasional di tengah hiruk pikuk pemilu kemarin.

Jadi, ini tentang akal. Sehatkah akal kita?

Perintah menggunakan akal, berulangkali Allah sampaikan dalam firmanNya yang berkaitan dengan ayat kauniyahNya: (salah satunya QS An Nahl 16: ayat 3-17)
"...Bagi orang yang berakal, bagi orang yang berpikir, bagi orang yang mengerti"

Eh, apa itu ayat kauniyah??
Jadi ayat itu ada dua sob, ada ayat qouliyah dan ada ayat kauniyah.
Ayat qouliyah itu adalah ayat yang Allah sampaikan, Firman Allah. Yang tidak boleh diragukan kebenarannya. Terabadikan dalam Al Qur'an.
Sedangkan ayat kauniyah itu adalah tanda tanda kebesaran Allah yang terbentang di alam semesta.

Nah masuk ke inti nih ya, jadi kita tu beda dari makhluk Allah yang lain. Setuju kan? 
Ada sebuah pesan dari Buya Hamka, "Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja."
Perbedaan kita ialah terletak pada akal yang kita miliki.
Kalau otak mah babi, kera dan hewan lain pun punya otak.
Jadi akal yang kita miliki ini menjadi ciri khas kita.
Kalau kita tidak gemar mengamati, tidak berpikir, hanya menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, berarti kita belum menggunakan akal kita dengan baik.
Berarti kita belum berbeda dengan makhluk Allah lain yang tidak berakal.

Mari kita cek, ada kisi-kisinya lho.. Terkait siapa itu yang dikatakan memiliki akal sehat.
Coba deh buka Qur'an surat Ali Imran : 190-194
Di salah satu ayat tersebut Allah menjelaskan kalau orang yang berakal sehat itu
"orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 191)

Kalau kita ingin tergolong sebagai orang yang berakal sehat, kita harus memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi beserta seluruh isinya.
Ketika kita belajar Geografi, Biologi, Sosiologi, Fisika, Kimia, Psikologi dan lain sebagainya, sebenarnya kita tuh sedang mengasah akal kita. Sedang menggunakannya untuk memikirkan ayat ayat kauniyah Allah. Pastinya dengan syarat kalau kita belajar dengan selalu mengingat Allah.
Jadi tidak benar ya, kalau ilmu agama itu terpisah dari ilmu “umum”, karena sejatinya kita bukan mempelajari ilmu umum.. Tapi sedang mengingat Allah dengan cara memikirkan ayat ayat kauniyahNya.

Jadi kesimpulannya, Sudahkah berfungsi akal sehat kita?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Sistem Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Oleh karena itu  negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam kemampuan (difabel/anak berkebutuhan khusus) seperti yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 (1) yang berbunyi, “Tiap-tiap warganegara berhak mendapatkan pendidikan”. Ditegaskan pula dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 BAB IV pasal 5 ayat 2, yaitu “Warganegara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.” Hal ini menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus memperoleh kesempatan yang sama dengan anak yang lainnya (anak normal) dalam pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia telah membentuk sistem pendidikan segregasi dimana penyelenggaraan dilaksanakan secar

Mengapa Ia Tak Kunjung Datang?

“ Hidup ini tak adil! ” ucap salah seorang teman. “ Mengapa kita tidak memiliki sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan ?” tambahnya. Kawan, mungkin sempat pula terlintas pemikiran serupa atau bahkan kita telah melisankannya. Terkadang kita sangat membutuhkan sesuatu yang dimiliki oleh teman kita, yang dia pun tak menginginkannya.  Bukankah itu nampak tak adil di mata kita? Tidak kawan, lekaslah kita berucap istighfar. Astaghfirullahal’adhim… Bukankah Allah telah melimpahkan nikmat yang tak terhitung jumlahnya? Segala puji dan syukur bagiMu ya Allah. . Allah telah memberikan segala yang kita butuhkan, bukan sekedar yang kita inginkan. Eitss… tunggu sebentar, jangan2 kita pun tak pernah melisankan, bermunajat memohon kepada Sang Maha Kuasa untuk memberikan apa yang kita inginkan. Okelah, kalau kita telah berdo’a. Maka yakinlah bahwa do’a kita pasti akan dikabulkan, dengan 3 cara: 1.      Allah berikan saat itu juga (saat kita meminta)  2.      All

Negeri Para Bedebah

Format ulasan: 📖 Judul buku: Negeri Para Bedebah ✏ Penulis: Tere Loye 🏢Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama 📌Jumlah Halaman: 440 Sepertinya baru kali ini aku membaca novel yang tokoh utamanya punya niat melawan hukum negara, tetapi akupun turut membela niatnya. Novel ini mengisahkan tentang Thomas, seorang konsultan keuangan terpercaya yang mengorbankan dirinya membela Om-nya, pemilik bank Nasional yang mengalami pailit dan terancam segera ditutup oleh pemerintah. Tom berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencegah ditutupnya "Bank Semesta", dengan berbagai rencana, dan dengan link pejabat yg dimilikinya. Tak hanya sekali dua kali ia terlibat pertikaian dengan polisi, bahkan ia pun kongkalikong dengan salah satu pejabat kepolisian. Pertikaian yang bagaikan nonton film action . Menarik sekali. Pun begitu, Tom juga pernah masuk penjara. Dan ternyata ia bisa terbebas dengan mudahnya. Tom mempunyai hidup yg keras sejak kecil, pasca meninggalnya kedua orangtuanya,