Langsung ke konten utama

Mengapa Ia Tak Kunjung Datang?



Hidup ini tak adil!” ucap salah seorang teman.
Mengapa kita tidak memiliki sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan?” tambahnya.

Kawan, mungkin sempat pula terlintas pemikiran serupa atau bahkan kita telah melisankannya.
Terkadang kita sangat membutuhkan sesuatu yang dimiliki oleh teman kita, yang dia pun tak menginginkannya. 
Bukankah itu nampak tak adil di mata kita?

Tidak kawan, lekaslah kita berucap istighfar.
Astaghfirullahal’adhim…
Bukankah Allah telah melimpahkan nikmat yang tak terhitung jumlahnya?
Segala puji dan syukur bagiMu ya Allah. .
Allah telah memberikan segala yang kita butuhkan, bukan sekedar yang kita inginkan.

Eitss… tunggu sebentar, jangan2 kita pun tak pernah melisankan, bermunajat memohon kepada Sang Maha Kuasa untuk memberikan apa yang kita inginkan.
Okelah, kalau kita telah berdo’a. Maka yakinlah bahwa do’a kita pasti akan dikabulkan, dengan 3 cara:
1.      Allah berikan saat itu juga (saat kita meminta) 
2.      Allah berikan saat kita siap menerimanya.
3.      Allah mengganti dengan yang lebih baik (memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan)

Saya teringat kisah 3 tahun lalu, Maret 2016.
Masa dimana saya telah dinyatakan lulus S-1 dan menentukan jalan hidup selanjutnya. Saat-saat penuh kegundahan. Saat itu ada salah seorang teman menyampaikan lowongan pekerjaan di tempatnya bekerja. Mengajar sesuai passion dan di Pondok Tahfidz. Seakan mimpi, tak berpikir lama saya pun mohon ijin kepada orangtua untuk mendaftar. 
Tiga setengah tahun di bangku kuliah sudah habis untuk belajar ilmu eksakta, ini saat yang tepat untuk belajar ilmu agama. Ya dengan harapan bisa jadi hafidhoh juga. Hehe..

Ketika mendekati hari H, kabar buruk datang dari salah seorang anggota keluarga. Bulek (adik dari Ibu) dinyatakan sakit kanker. Bukan hanya kami, Bulek pun awalnya sulit menerima kenyataan. Saat itu yang terlintas di pikiran adalah saya harus menemani dan membantu Bulek selama pengobatan dan perawatan beliau. Sehingga saya pun memutuskan untuk menghentikan rencana dan harapan itu.
Seakan harapan untuk belajar agama menjadi hal yang tak mungkin, bukan? 
Apalagi beberapa bulan kemudian saya bekerja di tempat yang “biasa”, bukan pondok pesantren pastinya.

Tapi Allah punya kehendak lain, punya jalan lain. Saya dipertemukan dengan orang2 yang selalu mengingatkan kebaikan, kemudian Allah berikan saya jalan untuk mengikuti kursus belajar agama secara rutin. 
Alhamdulillah, meskipun bukan di pondok pesantren atau pondok tahfidz, ilmu yang saya pelajari mampu membuat saya melongo (artinya, memang sama sekali belum saya ketahui), dijelaskan secara lengkap dan terperinci.

Masyaa Allah, betapa indah rencana Allah.

Kita punya rencana, tapi sungguh rencana Allah jauh lebih indah.
Harapan yang seakan mati pun sebenarnya tak pernah mati. Allah tidak pernah lupa akan janji-Nya.

Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan (permintaan) bagimu”

Allah sudah membuktikan janjiNya berulangkali, mungkin kita yang belum menyadarinya. 

Ketetapan Allah adalah yang terbaik ,
Meskipun do’a itu belum terkabul
Meski impian itu belum menjadi nyata
Ketetapan Allah adalah yang terbaik.
Percayalah.. Percayalah.. 

Komentar

  1. Mantaaaap... .Alhamdulillah diberi kesempatan untuk belajar ilmu agama secara rutin di Al-Falah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terimakasih telah menemani 😁

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Sistem Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Oleh karena itu  negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam kemampuan (difabel/anak berkebutuhan khusus) seperti yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 (1) yang berbunyi, “Tiap-tiap warganegara berhak mendapatkan pendidikan”. Ditegaskan pula dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 BAB IV pasal 5 ayat 2, yaitu “Warganegara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.” Hal ini menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus memperoleh kesempatan yang sama dengan anak yang lainnya (anak normal) dalam pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia telah membentuk sistem pendidikan segregasi dimana penyelenggaraan dilaksanakan secar

Negeri Para Bedebah

Format ulasan: 📖 Judul buku: Negeri Para Bedebah ✏ Penulis: Tere Loye 🏢Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama 📌Jumlah Halaman: 440 Sepertinya baru kali ini aku membaca novel yang tokoh utamanya punya niat melawan hukum negara, tetapi akupun turut membela niatnya. Novel ini mengisahkan tentang Thomas, seorang konsultan keuangan terpercaya yang mengorbankan dirinya membela Om-nya, pemilik bank Nasional yang mengalami pailit dan terancam segera ditutup oleh pemerintah. Tom berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencegah ditutupnya "Bank Semesta", dengan berbagai rencana, dan dengan link pejabat yg dimilikinya. Tak hanya sekali dua kali ia terlibat pertikaian dengan polisi, bahkan ia pun kongkalikong dengan salah satu pejabat kepolisian. Pertikaian yang bagaikan nonton film action . Menarik sekali. Pun begitu, Tom juga pernah masuk penjara. Dan ternyata ia bisa terbebas dengan mudahnya. Tom mempunyai hidup yg keras sejak kecil, pasca meninggalnya kedua orangtuanya,